Tujuan Praktikum
Pemanfaatan e-learning
Dalams rangka membedakannya dengan kelas konvensional, sebuah kelas dalam lingkungan belajar berbasis TIK dikenal pula dengan istilah kelas maya (cyber class). Dalam kelas maya, e-learning dimanfaatkan sebagai upaya untuk melengkapi pembelajaran dalam rangka memper-kaya materi yang diajarkan dalam kelas konvensional. Model pembelajaran yang meng-gabungkan antara proses belajar mengajar dalam kelas konvensional dengan kelas maya. Inilah yang kemudian disebut blended learning. Lebih lengkapnya lagi, Josh Bersin (2004) dalam bukunya The Blended Learning Book, menyatakan definisi blended learning adalah kombinasi dari berbagai ‘media’ belajar (teknologi maupun aktivitas) untuk menciptakan pembelajaran yang optimal bagi siswa. Istilah ‘blended’ menyatakan bahwa pembelajaran konvensional yang dilaksanakan oleh guru dalam kelas, diperkaya dengan berbagai sumber digital.
Peserta didik dapat mempraktikkan komunikasi dalam jaringan melalui Kelas Maya
Teori Singkat
Kelas Maya
Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (cyber class) merupakan sebuah upaya untuk mendorong pembelajaran yang dilaksanakan kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran dalam kelas maya bukanlah menggantikan pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan bersama guru Anda di kelas, tetapi dengan memanfaatkan kelas maya Anda akan mendapatkan tambahan atau pengayaan (enrichment) materi yang akan melengkapi pembelajaran konvensional. Dengan model pembelajaran seperti ini, Anda akan didorong untuk lebih aktif dan kreatif. Aktif dan kreatif mengandung pengertian bahwa dalam kelas maya Anda diharapkan untuk mencari, membaca, dan memahami materi dari berbagai sumber belajar digital, disamping untuk menyimpulkan, mencipta, dan berbagi baik pengetahuan yang telah Anda dapatkan maupun hasil karya yang telah Anda buat kepada kawan-kawan Anda. Anda juga diharapkan mampu untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok secara virtual
Pemanfaatan e-learning
Dalam pembelajaran, teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan pembelajaran, meningkatkan pemerataan dalam kecepatan belajar, serta meningkatkan efisiensi pembelajaran. Oleh karena itulah, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Ada enam potensi kunci dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam rangka revolusi pembelajaran.
a. Konektivitas - akses terhadap beraneka ragam informasi ‘tersedia’ dalam skala global. Selama Anda memanfaatkan koneksi internet, Anda akan mendapatkan informasi apapun yang tersedia dalam world wide web (www). Dalam mencari informasi, Anda juga tidak akan merasa kesulitan berkat bantuan mesin pencari seperti Google atau Bing.
b. Fleksibilitas - belajar dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja
Dengan cara belajar yang terjadwal dalam kelas yang Anda laksanakan selama ini (kelas konvensional), guru adalah sumber belajar utama bagi Anda. Akan tetapi dengan kelas konvensional yang diperkaya dengan TIK, Anda memiliki kebebasan dalam menentukan waktu yang tepat kapan Anda belajar dan tempat Anda belajar, selama Anda dapat menggunakan komputer dan mengakses internet.
c. Interaksi - evaluasi belajar dapat dilaksanakan seketika dan mandiri
Dengan memanfaatkan TIK, Anda dapat mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, maupun mengerjakan ujian dimanapun dan kapanpun Anda inginkan. Dalam beberapa model ujian, Anda juga dimungkinkan untuk mendapatkan hasil penilaian maupun umpan balik secara otomatis, sehingga Anda tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui hasil penilaian ujian Anda.
d. Kolaborasi - penggunaan perangkat diskusi dapat mendukung pembelajaran kolaborasi di luar ruang kelas
Dengan memanfaatkan internet, Anda telah berada dalam sebuah jaringan yang luas. Oleh karena itu, dengan memanfaatkan perangkat diskusi melalui internet, Anda dapat berkomunikasi, berdiskusi, bertukar pendapat, baik mengenai sebuah ide, permasalahan, maupun solusidengan rekan atau guru Anda. Dengan perangkat ini Anda juga dapat membuat kelompok belajar. Dalam kelompok ini Anda akan dapat berbagi ide maupun sumber belajar antarteman.
e. Peluang pengembangan - konten digital dapat terus-menerus dikembangkan sehingga dapat memperkaya pembelajaran dalam kelas konvensional
Dalam kelas konvensional, Anda dan guru harus berada dalam ruangan yang sama. Akan tetapi dengan memanfaatkan TIK, guru Anda dapat memberikan instruksi dari tempat tertentu dan Anda tetap dapat mengikuti instruksi guru Anda tersebut walaupun Anda berada di tempat yang berbeda.
f. Motivasi - multimedia dapat membuat pembelajaran lebih menarik.
Dengan TIK, Anda akan mendapatkan berbagai sumber belajar. Salah satu sumber belajar tersebut adalah video atau animasi yang menjelaskan konsep atau peristiwa tertentu. Dengan bantuan media ini, Anda akan mendapatkan ilustrasi/gambaran yang lebih nyata dan dapat meningkatkan minat Anda dalam belajar.
Lingkungan belajar yang mewadahi peran teknologi informasi untuk mendukung proses pembelajaran inilah yang disebut dengan e-learning. Derek Stockley (2003) mendefinisikan e-learning sebagai penyampaian program pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan dengan menggunakan sarana elektronik. Senada dengan Stockley, dalam bukunya E-Learning – A Guidebook of Principles, Procedures, and Practices, Som Naidu (2006) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan secara sengaja jaringan TIK dalam proses belajar mengajar. Selain e-learning, beberapa istilah juga digunakan untuk mendefinisikan model belajar mengajar tersebut yaitu online learning, virtual learning, maupun network atau web-based learning. Oleh karena itu, Anda tidak perlu bingung terhadap penggunaan berbagai istilah tersebut.
2. Model e-learning
E-learning dapat diselenggarakan dengan berbagai model (Rashty,1999).
a. Model Adjunct
Dalam model ini e-learning digunakan untuk menunjang sistem pembelajaran tatap muka di kelas. Model ini dapat dikatakan sebagai model tradisional plus karena keberadaan e-learning hanya sebagai pengayaan atau tambahan saja.
b. Model Mixed/Blended
Model ini menempatkan e-learning menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembelajaran. Misalnya pembelajaran teori dilaksanakan secara daring, sedangkan pembelajaran praktik dilaksanakan secara tatap muka. Akan tetapi, Bersin (2004) berpendapat bahwa model blended learning merupakan gabungan dari model adjunct dan mixed, sehingga sedikit atau banyak porsi dari e-learning, dalam pembelajaran tatap muka, seluruh proses tersebut merupakan blended learning.
c. Model Daring Penuh/Fully Online
Dalam model ini e-learning digunakan untuk seluruh proses pembelajaran mulai dari penyampaian bahan belajar, interaksi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Salah satu contoh model ini adalah open course ware yang dikelola oleh Massachusetts Institut of Technology (MIT) di laman http://ocw.mit.edu/index.htm, online course edx dengan berbagai pembelajaran daring yang ditawarkan oleh berbagai universitas di dunia pada https://www.edx.org/, pembelajaran daring (online course) yang dipelopori oleh Universitas Harvard, Coursera di laman https://www.coursera.org/, atau online course iversity yang dikelola oleh berbagai universitas di Jerman di laman https://iversity.org/.
Dengan kata lain, e-learning dapat berfungsi sebagai:
- tambahan/pengayaan pembelajaran (supplement);
- pengganti sebagian pembelajaran (complement); atau
- pengganti seluruh pembelajaran (replacement). e-learning yang dimaksud dalam konteks Simulasi Digital pada SMK adalah e-learning sebagai supplement.
e-learning yang dimaksud dalam konteks Simulasi Digital pada SMK adalah e-learning sebagai supplement.
Dalam pembelajaran yang memanfaatkan e-learning dibutuhkan berbagai komponen pendukung, yaitu:- Perangkat keras (hardware): komputer, laptop, netbook, maupun tablet.
- Perangkat lunak (software): Learning Management System (LMS), Learning Content Management System (LCMS), Social Learning Network (SLN).
- Infrastruktur: Jaringan intranet maupun internet.
- Konten pembelajaran. e. Strategi interaksi/komunikasi pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran
![]() |
2: Komponen pendukung e-learning. |

3. Jenis-Jenis Perangkat Lunak Pendukung Kelas Maya
Dalam rangka mendukung kelas maya dimanfaatkanlah berbagai perangkat lunak/aplikasi/sistem yang pada umumnya berbasis web. Secara umum dikenal dua jenis aplikasi yaitu aplikasi Learning Management System (LMS). Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, seiring meluasnya pemanfaatan Social Network (SN) khususnya Facebook, muncullah aplikasi Social Learning Network (SLN) sebagai salah satu alternatif bentuk kelas maya.
a. Learning Management System (LMS)
Menurut Courts dan Tucker (2012), LMS adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola pembelajaran, mengirimkan konten (content delivery system), dan melacak aktivitas daring seperti memastikan kehadiran dalam kelas maya, memastikan waktu pengumpulan tugas, dan melacak hasil pencapaian siswa. Sedangkan menurut Kerschenbaum (2009) dalam LMS Selection Best Practices, LMS adalah sebuah aplikasi yang berfungsi mengadministrasikan secara otomatis berbagai kegiatan pembelajaran. Guru dapat menggunakan aplikasi ini untuk berbagi sumber belajar, berinteraksi, dan berdiskusi dengan siswa, menyampaikan pengumuman, memberi tugas maupun ujian, serta memberikan penilaian, sedangkan siswa dapat membaca materi belajar, menjawab pertanyaan, berdiskusi, serta mengirimkan tugas dan menjawab soal-soal ujian. Contoh dari LMS antara lain; Moodle, Dokeos, aTutor.
b. Social Learning Network/s (SLN/SLNs)
LMS dan LCMS merupakan perangkat lunak yang telah banyak digunakan dan terbukti handal dalam penerapan sistem e-learning. Akan tetapi sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah sebagian besar dari sistem inikurang memperhatikan daya suai (adaptability), fleksibilitas, dan hubungan sosial. Bahkan pada sebagian kasus, fitur-fitur kolaborasi dan fitur analisis hubungan sosial dinonaktifkan yang menyebabkan pengelola sistem tidak dapat mengetahui hal-hal yang sedang dikerjakan oleh komunitasnya. Oleh karena itu, dalam perkembangan teknologi saat ini, konsep hubungan sosial dan kepedulian sosial mulai diterapkan dan memberikan pengaruh yang berarti terhadap kolaborasi dan pembelajaran. Dengan adaptasi konsep ini dalam teknologi, siswa dapat berkolaborasi, meningkatkan kemampuan kognitif, dan keterampilan sosialnya. Oleh karena itu, muncullah paradigma baru dalam belajar yang disebut CSSL (Computer Supported Social Learning). Di dalamnya terdapat konsep Social Learning Network yang bertujuan untuk mendorong penggunanya memiliki pengalaman baru dalam belajar menggunakan jejaring sosial (Social Network) yang telah dilengkapi dengan konsep kepedulian sosial (Halimi, 2011).
Jejaring sosial atau Social Network (SN) adalah ‘sebuah jejaring’ yang memuat interaksi sosial dan hubungan interpersonal. Secara lebih rinci, SN adalah sebuah aplikasi atau laman yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi satu sama lain dengan cara saling bertukar informasi, komentar, pesan, gambar, maupun audio-video. Dalam Social Network Sites (SNS) seperti Facebook atau Twitter, pengguna difasilitasi untuk melakukan interaksi, komunikasi, dan kolaborasi (Greenhow, Robelia, & Hughes, 2009). Dengan kata lain, mekanisme bersosialisasi melalui jaringan ini telah terbukti dapat meningkatkan hubungan interpersonal dan memfasilitasi komunikasi nonverbal melalui media seperti audio-video maupun gambar. Dengan berkomunikasi melalui media ini, interaksi interpersonal menjadi lebih dekat. Oleh karena itu, berdasarkan kelebihan inilah berbagai situs jejaring sosial didorong untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran (Huang, 2010).
Social learning network (SLN) atau Jejaring Sosial untuk Pembelajaran, menurut Kordesh (2000) merujuk pada koneksi interpersonal melalui interaksi dengan tujuan utama untuk pengembangan pengetahuan. Secara lebih rinci, SLN merujuk pada beberapa fenomena.
• Penggunaan Social Network (SN) untuk pembelajaran dalam pendidikan formal.
• Penggunaan SN oleh para pelajar dalam sebuah kolaborasi/diskusi yang dilaksanakan secara informal.
• Penggunaan laman yang secara khusus dirancang untuk pembelajaran melalui jejaring sosial (SLN).
• Penggunaan SLN yang secara khusus dikembangkan sendiri oleh guru.
4. Edmodo sebagai Social Learning Network (SLN)
Edmodo adalah salah satu dari beberapa jenis Social Learning Networks (SLNs) yang beredar di dunia world wide web.
Berikut beberapa contoh SLN:
a. Einztein (www.einztein.com) merupakan SLN yang ditujukan bagi pembelajar dewasa (pendidikan tinggi) dan pembelajar seumur hidup;
b. Sophia (www.sophia.org) merupakan SLN yang menyediakan ribuan tutorial akademik yang diajarkan oleh guru dengan berbagai model instruksional, dan dapat diikuti oleh pembelajar dengan berbagai model belajar;
c. RemixLearning (www.remixlearning.com) yang juga didukung oleh The Bill & Melinda Gates Foundation menyediakan sebuah SLN yang dapat diatur sesuai selera oleh sekolah, perpustakaan, museum, dan institusi lainnya yang membutuhkan;
d. Schoology (www.schoology.com) merupakan LMS yang dilengkapi dengan SLNs.
Edmodo adalah sebuah media untuk melaksanakan pembelajaran secara daring. Edmodo menggabungkan sebagian fitur dari Learning Management System (LMS) dan sebagian fitur dari Jejaring Sosial (Social Network), menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dan mudah digunakan, kemudian lebih dikenal dengan Jejaring Sosial Pembelajaran (Social Learning Networks).
Edmodo diciptakan oleh Jeff O’Hara dan Nic Borg pada tahun 2008. Jeff O’Hara adalah seorang administrator jaringan bagi Community Unit School District 200 di Wheator, Illnois, sedangkan Nic adalah pengembang web bagi Kaneland Community Unit School District 302 di Maple Park, Illinois, USA. Ide pengembangan Edmodo berasal dari kepopuleran Facebook, yang ditambah dengan sebuah fitur untuk menjamin keamanan interaksi dan kolaborasi antara siswa dan guru. Oleh karena semakin besarnya kebutuhan akan media pembelajaran daring, Edmodo kemudian berkembang menjadi salah satu media/platform dalam pendidikan dasar dan menengah (K1-K12) yang digunakan oleh lebih dari 29 juta pengguna di dunia.
5. Perbedaan Edmodo dengan Jejaring Sosial - Facebook
Sebagai SLNs, Edmodo memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan Jejaring Sosial-Facebook. Perbandingan Edmodo dengan Facebook dapat dilihat pada tabel berikut.
No.
|
Fitur
|
Edmodo
|
Facebook
|
1
|
Siswa membangun
jaringan pembelajaran pribadi
|
Siswa tidak dapat
membangun jaringan pembelajaran pribadi. Keanggotaan Edmodo terbatas di ruang
kelas yang ditentukan oleh guru.
|
FB memungkinkan “siapa saja” untuk membuat
jaringan pertemanan maupun jaringan pembelajaran sendiri dengan mereka yang
mempunyai semangat atau minat serupa.
|
2
|
Guru membangun jaringan pembelajaran
pribadi.
|
Guru membuat kelas, kemudian membagikan
kode kelas kepada para siswa yang akan digunakan sebagai password untuk masuk kelas. Hanya mereka yang terdaftar yang
dapat saling berbagi sumber belajar (resources).
|
FB adalah tempat terbuka bagi guru atau
siapa saja untuk membuat jejaring pembelajaran pribadi menggunakan kelompok (group) atau halaman. Pencarian dapat
dilakukan dengan mengetik kata kunci yang diminati pada search.
|
3
|
Pengguna dibatasi
minimal berumur 13 tahun.
|
Edmodo tidak memerlukan informasi tersebut
karena siswa di bawah pengawasan seorang guru.
|
FB mengumpulkan informasi pribadi para
peserta / siswa.
|
4
|
Akses dari sekolah.
|
Situs Edmodo dapat diakses dari sekolah.
|
Kebanyakan situs seperti FB diblokir oleh
sekolah.
|
5
|
Iklan.
|
Edmodo memiliki model pendanaan dari sumber
lain.
|
FB didanai oleh iklan.
|
6
|
Tidak berbayar (free).
|
Ya, semua fitur pada platform tersebut
bebas digunakan / tidak berbayar.
|
|
7
|
Kelompok tertutup dimoderasi.
|
Ya, semua platform memungkinkan pembuatan
kelompok tertutup dan dimoderasi.
|
|
8
|
Kelompok terbuka dimoderasi.
|
Bukan, Edmodo
adalah kelompok tertutup. Hanya yang terdaftar, yang dapat menjadi
peserta.Edmodo dimoderasi oleh guru.
|
FB adalah kelompok yang terbuka, tanpa
dimoderasi, dan memberi kemungkinan kepada siapa saja untuk menemukan
kelompok dan bergabung dalam FB.
|
9
|
Pesan pribadi antarsiswa (chatting)
|
Edmodo tidak memungkinkan pengiriman pesan
antarsiswa (chatting)
|
Pengguna FB dapat mengatur profil
pribadinya untuk menerima atau tidak
menerima pesan pribadi.
|
10
|
Agenda dalam bentuk planner atau kalender.
|
Ada, tetapi tidak memiliki fitur RSVP *)
|
Ada, dilengkapi
dengan fitur RSVP*)
|
11
|
Hubungan Global.
|
Anda hanya dapat terkoneksi dengan
kawan-kawan di kelas maupun kelas lain yang diarahkan oleh rekan Anda.
|
Anda dapat terkoneksi secara bebas kepada
kawan-kawan yang Anda kehendaki.
|
12
|
Posting tugas siswa.
|
Sangat mungkin. Edmodo memang dirancang
untuk pembelajaran dengan sistem yang rapi dan lebih baik.
|
Dapat dilakukan, tetapi pada FB agak kurang
nyaman karena terlalu terbuka.
|
13
|
Pengawas (Kepala Sekolah dll).
|
Jika dikehendaki, dapat diikutsertakan
dalam kelas untuk melihat aktivitas kelas.
|
Tersedia, namun jarang diikutsertakan.
|
14
|
Orang tua.
|
Jika dikehendaki, dapat diikutsertakan
untuk melihat aktivitas kelas.
|
Orang tua hanya
melihat informasi umum
|
15
|
Integrasi Google Docs.
|
Google Docs terintegrasi langsung ke dalam
platform Edmodo.
|
Google Docs tidak terintegrasi dengan FB,
tetapi tautan (links) tetap dapat
dimuat pada Google Docs.
|
16
|
Pembuatan Polling.
|
Dimungkinkan, pilih “Create Poll”.
|
Dimungkinkan, pilih “AskQuestion”.
|
17
|
Pembuatan Kuis
|
Pembuatan Kuis
melekat pada platform Edmodo, cukup dengan memilih “CreateQuiz”.
|
Tidak tersedia,
tetapi dapat disisipkan kuis pada FB.
|
18
|
Akses setelah lulus
|
Edmodo adalah platform
berbasis kelas dan biasanya tidak dilanjutkan setelah pergantian tahun ajaran
atau kelulusan.
|
Tersedia, karena semua kegiatan
di FB masih tersedia meskipun Anda telah
meninggalkan kelas atau kelulusan, kecuali jika grup dihapus
|
19
|
Buku nilai dan tugas.
|
Edmodo memang LMS (Learning Management System) yang dapat menangkap dan merekam
karya siswa.
|
Tidak ada, FB tidak memiliki fitur
tersebut.
|
20
|
Informasi pribadi para pengguna.
|
Edmodo tidak memerlukan.
|
FB memerlukan informasi pribadi dan
menggunakannya untuk pengiklanan.
|
*) RSVP adalah sebuah frasa dari Bahasa Prancis répondez, s'il vous plaît yang artinya mohon dijawab (please reply). Berdasarkan etika di negara-negara Barat, jika Anda menerima undangan secara formal (undangan tertulis), maka Anda harus menjawabnya dengan segera. Untuk itu, salah satu fitur dalam FB adalah Anda dapat memberikan undangan tertulis melalui halaman FB, sehingga kawan-kawan Anda dapat menjawab dengan segera undangan yang telah Anda tulis
Comments
Post a Comment